. Mantap Jiwa...! Kaki Tangan Terikat, Prajurit Yon Taifib Harus Survive & Renang 3 km. Jika Tidak Berhasil, Ini Yang Akan Terjadi...! | JIWA PATRIOT

Mantap Jiwa...! Kaki Tangan Terikat, Prajurit Yon Taifib Harus Survive & Renang 3 km. Jika Tidak Berhasil, Ini Yang Akan Terjadi...!

Iklan 3360 x 280
iklan tautan

Batalyon Intai Amfibi, atau disingkat Yon Taifib, merupakan salah satu pasukan elite di Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). Dalam perang, mereka ini yang akan diterjunkan di garis depan untuk melakukan sabotase atau pembuka jalan bagi pasukan reguler.

Sesuai namanya, setiap anggota wajib menguasai matra laut. Di samping itu, mereka juga akan dilatih keras agar ahli dalam pertempuran darat maupun udara. Melakukan penerjunan, penyergapan atau pengintaian.
Baca Juga: Mau Berat Badan Turun Cepat? Coba Diet Ala Militer Ini
"Pertama, pasukan harus punya fisik lebih prima dibanding pasukan reguler. Kedua mampu berenang. Dan ketiga tentunya bisa melakukan penerjunan," ujar anggota Yon Taifib-2, Letnan Satu (Mar) Suyono Lumbantoruan saat berbincang dengan merdeka.com, beberapa waktu lalu.

Yon Taifib dibentuk bukan hanya sekedar pendukung, tapi juga pembuka jalan pasukan reguler dalam pertempuran nyata. Di mana, satu tim ditugaskan untuk mendukung gerakan satu kompi infantri, satu peleton mendukung satu brigade, dan satu batalyon mendukung satu BBL.

Karena berasal dari matra laut, tambah Toruan, berenang merupakan hal dasar yang harus dimiliki setiap prajurit Yon Taifib. Sebelum pembaretan, setiap anggota baru akan dilatih sebagai tawanan, dan dibuang ke tengah laut dengan kaki dan tangan terikat.

"Kami diminta berenang sejauh tiga kilometer. Latihan ini dilakukan jika kami ditawan dalam keadaan terikat, kaki dan tangan, lalu dibuang ke laut. Saat itu musuh pasti mengira kami sudah mati, padahal kami masih hidup dan bisa berenang meski terikat," ungkap dia.
Baca juga: "Jangan Ragu Ambil TINDAKAN"...! Demi Jakarta AMAN, Panglima TNI Siap Jadi Terdakwa
Kemudian, dalam pertahanan darat mereka akan dilepaskan di tengah hutan dan pegunungan agar berlatih bertahan hidup. Tak ada perbekalan yang diberikan, kecuali perlengkapan tempur, seragam dan tubuhnya saja.

"Saat kita kehabisan logistik, ini lah berkah dari ilmu survival. Di mana dalam keadaan lapar kami tetap bisa bertahan hidup, kami juga belajar untuk mengetahui tanaman mana yang bisa dimakan maupun tidak," lanjutnya.

Latihan ini berlangsung selama sembilan bulan berturut-turut. Jika tak lulus, mereka akan dikembalikan ke kesatuannya masing-masing.
Baca Juga: DAHSYAT...! Sekali Tendang, Perampok BERPISTOL Penembak Polisi Itu Langsung TEWAS di Kaki Sang PRAJURIT...!
"Saya memang ingin menjadi seorang prajurit khusus dengan kualitas khusus, terutama tantangan," pungkas Toruan. Setelah melewati pelbagai latihan berat, kini Toruan telah menggapai mimpinya untuk menjadi pasukan elite yang cukup disegani di matra laut.

Sumber: merdeka.com
iklan 336 x 280